:: dengan memahami sejarah kita dapat bertindak lebih bijak :: :: AJINING DIRI ANA ING KEDALING LATHI, AJINING RAGA ANA ING TATA BUSANA ::

Senin, 27 Februari 2012

Kata Benda


Kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, beda, dan konsep (pengertian).
Contoh :
Amir membaca koran.
Sapi ini pemberian paman.
Ibu menghidangkan makanan di meja makan.
Bibi menyimpan es lilin dalam termos agar tidak cepat mencair.

Ciri-ciri Kata Benda
1.  Kata berimbuhan yang terbentuk dari imbuhan ke-, pe-, ke-an, pe-an, -an, dan –nya.
Contoh :
Ketua kelasku adalah siswa terpintar.
Amir berbakat sebagai pelukis.
Keamanan kampung menjadi tanggungjawab seluruh warga kampung.
Jangan membuat persoalan bertambah rumit.
Minuman ini bebas alkohol.
Sudah beberapa hari kerjanya hanya makan dan tidur.
2.  Kata yang dapat diperluas dengan menambahkan yang + kata sifat
Contoh :
Kota yang indah.
Pengalaman yang mengharukan.

Jenis Kata Benda
1.  Kata benda konkret
Kata Benda Konkret adalah nama-nama benda yang dapat ditandkap dengan pancaindra.
Misalnya :
Nama jenis : buku, binatang, meja, gunung, dan laut.
Nama diri : Sutono, Sumatera, Cianjur, dan Indonesia.
2.  Kata benda abstrak
Kata benda abstrak adalah nama-nama benda yang tidak dapat ditangkap dengan pancaindra.
Misalnya : ide, ilmu pengetahuan, ilham, dan kesedihan
3.  Kata benda bentuk dasar dan turunan
Kata benda bentuk dasar adalah kata yang belum mendapat imbuhan.
Misalnya : gambar, pisau, mobil, dan langit.
Kata benda bentuk turunan adalah kata dasar yang sudah mendapatkan proses pengimbuhan, pengulangan, dan pemajemukan.
Kata bentuk pengimbuhan adalah kata benda yang sudah mendapat proses pengimbuhan.
Misalnya : kendaraan, perumahan, permainan, lukisan, dan pelari.
Kata bentuk pengulangan adalah kata benda yang mendapatkan proses pengulangan.
Misalnya : rumah-rumahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian.
Kata bentuk pemajemukan adalah kata benda yang sudah mendapat proses penambahan kata sebagai pasanyannya atau padanannya.
Misalnya : kutu buku, darah daging, dan doa restu.
»»  baca selengkapnya...

Senin, 20 Februari 2012

Papan Pajangan



Banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk menciptakan suasana kelas yang membuat peserta didik betah dan bangga berada di dalam kelas. Peserta didik merasa nyaman berada di dalamnya. Hal tersebut tidak terlepas dari kepiawaian guru dalam menciptakan suasana kelas sebagai tempat yang paling membanggakan selama dia belajar.
Tidak begitu susah sebenarnya, karena pada dasarnya setiap orang cenderung merasa bangga bila prestasinya mendapat perhatian dan penghargaan yang layak, walaupun dalam bentuk yang paling sederhana. Karya dan prestasi siswa ditempatkan dalam papan pajangan sebagai wujud penghargaan atas pencapaian belajarnya.
Berikut ini adalah hal yang perlu diperhatikan dalam mengoptimalisasi papan pajangan di dalam kelas :
1.      Apa manfaat pajangan?
  • Membuat kelas lebih menarik
  • Anak mudah mendapat gagasan dari apa yang dipajangkan
  • Yang dipajangkan adalah contoh yang baik untuk diikuti atau ditiru oleh anak lainnya.
  • Pajangan memotivasi anak yang pekerjaannya dipajangkan dan juga memotivasi anak yang lain untuk mengerjakan hal yang sama.
2.      Apa saja yang harus dipajang?
  • Tulisan anak seperti cerita, karangan, puisi, laporan, buku yang dibuat oleh anak, model, grafik, gambar, dan hasil kerajinan atau kesenian.
  • Hasil pekerjaan anak yang menunjukkan ada unsur kreativitas dan menarik untuk dilihat dan dibaca sebaiknya dipajangkan.
  • Contoh-contoh hasil kerja anak yang baik untuk dipajangkan
  • Kadang-kadang hasil kerja anak yang lambat (slow learner) perlu dipajangkan untuk memotivasi mereka
  • Gambar, chart, diagram, dan benda-benda yang relevan dengan kegiatan yang sedang dibahas di kelas.
  • Buku untuk anak yang harus dibaca dan dilihat
  • Bahan, sumber belajar, dan peralatan yang sedang digunakan untuk kegiatan belajar.
3.      Apa yang seharusnya tidak dipajang?
  • Latihan rutin
  • Hasil kerja yang kurang benar atau tidak bagus untuk contoh, misalnya tidak rapih atau tidak dikerjakan dengan hati-hati.
4.      Bagaimana cara memajangkan hasilkerja anak?
  • Mudah dibaca oleh anak (tidak terlalu tinggi)
  • Pekerjaan anak hendaknya dipajangkan secara individual dengan demikian dapat dibaca dengan mudah. Pajangan sebaiknya tidak bercampur dengan yang lain atau tidak dalam bendelan.
  • Yang dipajangkan hendaknya dalam keadaan bersih, rapih, dan menarik.
  • Benda yang dipajangkan dapat ditempel di dinding, digantung di langit-langit ruangan, atau diatur di atas meja pamer.
5.      Kriteria apa yang digunakan untuk memajangkan hasil kerja anak.
  • Apakah menarik bagi yang lain untuk dibaca?
  • Apakah contoh yang baik?
  • Apakah mengundang /menggoda orang untuk memperhatikannya?
6.      Berapa lama/kali pajangan harus diganti?
  • Ketika sudah tidak menarik lagi
  • Telah menjadi kotor

Catatan: Tempat pajangan tidak perlu dikhususkan (diberi label) untuk mata pelajaran tertentu.
»»  baca selengkapnya...