:: dengan memahami sejarah kita dapat bertindak lebih bijak :: :: AJINING DIRI ANA ING KEDALING LATHI, AJINING RAGA ANA ING TATA BUSANA ::

Jumat, 18 November 2011

Media Audiovisual


Media audiovisual dalam upaya meningkatkan minat dan hasil belajar dalam proses pembelajaran

Prestasi belajar merupakan hasil (kemampuan) seseorang (yang diperoleh) sebagai hasil dari belajar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor dari luar dan dari dalam diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa diantaranya adalah faktor psikologis. Ketika siswa memiliki minat dan motivasi yang cukup tinggi akan mempengaruhi proses pengajaran dan pembelajaran. Pengaruh itu menyebabkan prestasi belajar yang diraih siswa akan memuaskan.
Upaya lain untuk meningkatkan hasil belajar adalah penggunaan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan.
Pengertian media pembelajaran menurut beberapa ahli dan asosiasi antara lain sebagai berikut :
Pertama, NEA (Asep Herry Hernawan, dkk, 2007:11.18) mengartikan media pembelajaran sebagai ”Sarana komunikasi, baik dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk perangkat kerasnya“.
Kedua, Wilbur Schramm (Asep Herry Hernawan, dkk, 2007:11.18) mendefinisikan media pembelajaran sebagai ” Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran “.
Ketiga, Miarso (Asep Herry Hernawan, dkk, 2007:11.18) menegaskan bahwa media pembelajaran adalah “ Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa “
Jadi, dapat disimpulkan secara lebih sederhana bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk menyalurkan pesan atau informasi dari guru ke siswa atau sebaliknya.
Mengingat begitu banyak media yang dapat digunakan untuk kepentingan pembelajaran, beberapa ahli mengidentifikasi dan membuat klasifikasi media, diantaranya adalah :
Schramm mengklasifikasikan media menjadi dua jenis yaitu media sederhana (papan tulis, gambar, poster, peta) dan media canggih (radio, film, televisi, komputer)
Bretz (Asep Herry Hernawan, dkk, 2007:11.19) menggolongkan media ke dalam kelompok media cetak, media audio,. media visual diam, media visual gerak, media audiovisual diam, dan media audiovisual gerak.
Dari beberapa pengelompokan media tersebut, secara sederhana media pembelajaran dapat dipilah menjadi tiga bagian saja, yaitu media visual, media audio, dan media audiovisual.
Sedangkan media audiovisual itu sendiri merupakan media kombinasi antara audio dan visual atau biasa disebut media pandang dengar.
Berdasarkan dari konsep media audiovisual di atas, peneliti berpendapat bahwa media audiovisual tersebut sangat cocok digunakan untuk menyampaikan materi “Sumber Daya Alam” karena selain mengenal jenis-jenis sumber daya alam, siswa juga mengetahui persebaran sumber daya alam sehingga pemahaman siswa akan lebih meningkat.
Tuntutan kita sebagai guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang media, tetapi juga harus memiliki ketrampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media dengan baik. Memilih dan menggunakan media harus sesuai dengan tujuan, materi, metode, evaluasi dan yang lebih utama dapat memperlancar pencapaian tujuan serta menarik minat siswa.
Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan dan mendorong terjadinya interaksi secara maksimal di dalam kelas yaitu : mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik, mengembangkan gaya interaksi pribadi, dan menumbuhkan hubungan yang positif dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  1. Media yang dipilih harus sesuai dengan tingkat kematangan dan pengalaman siswa.
  2. Media yang dipilih harus tepat, memadai, dan mudah digunakan.
  3. Harus direncanakan dan sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu.
  4. Penggunaannya harus disertai kegiatan lain, seperti mendiskusikannya.
  5. Sesuai dengan kemampuan guru, siswa, dan sekolah.
Dengan menggunakan media audiovisual diharapkan penyajian bahan ajar bagi siswa lebih lengkap dan optimal. Selain itu, media audiovisual ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. Dalam hal ini, guru tidak selalu berperan sebagai penyaji materi ( narasumber ) karena penyajian materi dapat digantikan oleh media. Oleh sebab itu, peran guru beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan para siswa untuk belajar.
Dalam menggunakan media audiovisual, peneliti juga menggunakan beberapa petunjuk tentang prinsip penggunaan media audiovisual seperti yang dikemukakan oleh Kenneth H. Hoover (Udin S Winataputra, dkk., 2007:9.24) yaitu :
  1. Tidak ada media atau alat pengajaran yang dianggap paling baik
  2. Media atau alat pengajaran tertentu lebih tepat daripada yang lain berdasarkan jenis, pengertian atau dalam hubungannya dengan tujuan.
  3. Audiovisual dan sumber-sumber yang digunakan merupakan bagian integral dari pengajaran.
  4. Perlu diadakan persiapan yang seksama oleh guru dan siswa mengenai alat audiovisual.
  5. Siswa menyadari tujuan media atau alat audiovisual dan merespons data atau informasi yang diberikan.
  6. Perlu diadakan kegiatan lanjutan.
  7. Media atau alat audiovisual dan sumber-sumber yang digunakan untuk menambah kemampuan komunikasi dan terjadinya interaksi belajar antar komponen.

Artikel yang kemungkinan terkait:

0 komentar:

Posting Komentar