:: dengan memahami sejarah kita dapat bertindak lebih bijak :: :: AJINING DIRI ANA ING KEDALING LATHI, AJINING RAGA ANA ING TATA BUSANA ::

Selasa, 08 November 2011

Pengolahan, Analisis, dan Pelaporan Hasil Belajar



A.      Pengolahan Hasil Belajar
Contoh pengolahan hasil belajar yang diperoleh dari ulangan harian, sebagai berikut:
1.      Nilai ulangan harian diperoleh dari hasil tes lisan atau tertulis dan dari pengamatan atau tes praktik/perbuatan.
2.      Hasil Ulangan harian yang diperoleh dari tes lisan, tertulis, dan tes praktik/perbuatan, setelah dikoreksi perlu diberi nilai (skor) 1-100 dengan diberi catatan dan komentar.
3.      Cara  menghitung nilai tes tertulis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a.       Pilihan Ganda, setiap soal diberi skor 1
b.      Menjodohkan, setiap soal diberi skor 1
c.       Isian, setiap soal diberi skor 2
d.      Uraian, setiap soal diberi skor sesuai bobot soal. (Pada contoh di bawah ini, skor soal uraian ditetapkan 3)
            Contoh hasil pekerjaan tes Ali dalam mata pelajaran IPS sebagai berikut.
No
Bentuk Soal
Jumlah Soal
skor
Skor Maksimal
Skor Perolehan
Keterangan
1
Pilihan Ganda
10
1
10
7

2
Menjodohkan
5
1
5
3

3
Isian
10
2
20
10

4
Uraian
5
3
15
12

Jumlah
50
32

           
            Nilai ulangan Ali dapat dihitung dengan rumus :

Skor Perolehan
x
100
Skor Maksimal

           Jadi nilai ulangan untuk mata pelajaran IPS yang diperoleh Ali adalah: 
32
x
100
=
64
50


B. Analisis Penilaian Hasil Belajar
Hasil penilaian  belajar dianalisis untuk mendapatkan umpan balik tentang berbagai komponen dalam proses pembelajaran. Analisis hasil penilaian dilakukan dengan memperhatikan nilai yang diperoleh siswa pada ulangan harian (tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan dan  sikap, tugas, produk), ulangan tengah semester(tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan dan sikap, tugas dan produk), ulangan akhir semester (tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan dan sikap, tugas dan produk), dan ulangan kenaikan kelas (tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan dan sikap, tugas dan pruduk).

Analisis untuk ulangan harian dan tengah semester ditekankan untuk memperoleh informasi tentang latar belakang dan faktor penyebab mengapa siswa memperoleh nilai kurang. Bagi anak yang memperoleh nilai kurang dari batas nilai minimal ketuntasan belajar akan diberi remedial, sedang bagi anak yang nilainya telah mencapai batas ketuntasan akan diberikan  pengayaan.

Analisis untuk ulangan akhir semester, ulangan harian dan tengah semester untuk menentukan nilai di rapor semester satu. Sedangkan analisis ulangan kenaikan kelas,  nilai ulangan harian, dan tengah semester dipergunakan untuk menentukan nilai rapor semester dua dan  kenaikan kelas. Selain itu analisis dilakukan untuk mengetahui ketuntasan belajar.

C. Langkah-langkah menentukan KKM
Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung meliputi warga sekolah, sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan KKM adalah sebagai berikut:
1.   Hitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas!
2.   Tentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen, sesuaikan dengan kemampuan masing-masing aspek:

a.   Aspek Kompleksitas:
      Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah tetapi semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi.
b.   Aspek Sumber Daya Pendukung
      Semakin tinggi sumber daya pendukung maka nilainya semakin tinggi.
c.   Aspek intake
      Semakin tinggi kemampuan awal  siswa (intake) maka nilainya semakin tinggi.
3.   Jumlahkan nilai setiap komponen, selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan KKM setiap KD!
4.   Jumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk menentukan KKM mata pelajaran!
5.   KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi siswa.

CONTOH
MATA PELAJARAN : IPS
KELAS                        : IV
Jumlah KD 10
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
KOMPLEK-SITAS
SUMBER DAYA PENDUKUNG
INTA
KE
(PO-
TENSI
SIS-
WA)
KETUN-
TASAN KD
(%)
Pendidik*)
Sarana
Prasa-rana**)
40 -100
40-100
40-100
40-100
1.   Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/
      kota dan provinsi

      Membaca peta lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dengan menggunakan skala sederhana

80
70
70
60
70
      Mendeskripsikan kenampakan alam di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi serta hubungannya dengan keragaman sosial  dan budaya
70
70
70
60
66
      Menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatan-nya untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat
60
70
70
60
63
      Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (kabupaten/kota, provinsi)


70
80
70
70
72

      Menghargai berbagai peninggalan sejarah di lingkungan setempat (kabupaten/kota, provinsi) dan menjaga kelestariannya
70
80
70
70
72
      Meneladani kepahlawanan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya
60
80
70
60
67
2.   Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/
      kota dan  provinsi
2.1. Mengenal  pentingnya koperasi dalam meningkatkan Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya
80
80
70
70
75
2.2. Mengenal pentingnya koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
80
80
70
70
75
2.3. Mengenal perkembang an teknologi produksi, komunikasi,  dan transportasi serta pengalaman menggunakanny
70
70
70
70
70
2.4. Mengenal permasalahan sosial di daerahnya
60
70
70
60
65
Jumlah
10 KD
           
695
KKM IPS Kelas IV
695 : 10 = 69,5
Keterangan
*)   Pendidik               : Evaluasi terhadap kemampuan diri sendiri
**) Sarana prasarana   : Alat Peraga, Media, Buku Teks, lingkungan
Rentang nilai antara 40 – 100, merupakan nilai yang dapat ditentukan oleh sekolah untuk menentukan berapa besar kekuatan untuk masing-masing aspek/komponen.
Rentang Nilai:
80-100 : Tinggi
60-79   : Sedang
40-59  : Rendah
 
D.  Tindak Lanjut
Tindak lanjut diberikan sebagai suatu tindakan terhadap analisis hasil penilaian Tindak lanjut yang diberikan antara lain melalui remedial,  dan pengayaan. Contoh, jika kriteria minimal ketuntasan belajar yang ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran tertentu 75%, maka siswa yang pencapaian kompetensinya kurang dari 75%,  perlu mendapatkan remedial untuk indikator-indikator yang belum dikuasai.
Sebaliknya bila seorang anak sudah mencapai kompetensi 75%, maka anak tersebut perlu mendapatkan pengayaan.
Tindak lanjut remedial dan pengayaan dilakukan atas dasar analisis hasil evaluasi perorangan. Pendidik juga perlu melakukan analisis pencapaian kompetensi kelas, dan menemukan sebab-sebab yang mempengaruhi ketidaktercapaian ketuntasan minimal yang telah ditetapkan. Misalnya, kurangnya jam belajar yang tersedia, kurangnya sarana prasarana, suasana belajar yang kurang kondusif dan sebagainya yang bisa  ditindaklanjuti dengan kebijakan sekolah maupun pemerintah daerah.

   E.  Pelaporan
Laporan kemajuan hasil belajar siswa merupakan sarana komunikasi dan hubungan kerjasama antara sekolah, siswa, dan orang tua. Proses pelaporan penilaian hasil belajar siswa, merupakan suatu tahapan dari serangkaian suatu proses pendidikan di sekolah yang harus dilewati. Pada pelaksanaannya, pelaporan harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1.      Konsisten dengan pelaksanaan penilaian di sekolah.
2.      Memuat rincian hasil belajar siswa berdasarkan kriteria yang telah ditentukan  dan  dikaitkan dengan penilaiaan yang bermanfaat bagi pengembangan siswa.
3.      Menjamin orang tua akan informasi permasalahan anaknya dalam belajar.
4.      Mengandung berbagai cara atau strategi komunikasi.
5.      Memberikan Informasi yang benar , jelas, dan akurat.

Secara garis besar tujuan pelaporan hasil belajar siswa untuk :
  1. Memberikan informasi yang tepat, dan jelas tentang kemajuan hasil belajar siswa dalam kurun waktu tertentu.
  2. Memberikan umpan balik bagi siswa dalam mengetahui kelebihan dan kekurangannya sehingga menimbulkan motivasi untuk hasil belajarnya.
  3. Menetapkan kemajuan hasil belajar siswa secara individual dalam mencapai kompetensi.   

F. Format Pelaporan
      Agar peran serta masyarakat dalam dunia pendidikan semakin meningkat, bentuk laporan kemajuan siswa harus disajikan secara sederhana, mudah dibaca, dipahami, komunikatif, serta menampilkan profil atau tingkat kemajuan siswa. Dengan demikian orang tua atau pihak yang berkepentingan (stakeholder) dengan mudah mengidentifikasi kompetensi yang harus ditingkatkan.
     Pelaporan Pencapaian Kemajuan Belajar
Laporan pencapaian kemajuan belajar secara menyeluruh, menggambarkan kualitas pribadi siswa sebagai internalisasi dan kristalisasi belajar melalui sebagian kegiatan baik intra maupun ektrakurikuler pada kurun waktu satu semester.

Artikel yang kemungkinan terkait:

2 komentar:

Alfin Tangga mengatakan...

insya Allah sangat bermanfaat mas benk, ijinkan saya untuk mengcopy sebagian artikelnya mas, untuk sementara saya butuh tulisan mas benk pada poin A dan Poin B dulu

muryonotianov mengatakan...

sama-sama, silakan saja
smoga dapat memberi manfaat

Posting Komentar